RSS
Facebook
Twitter

Kamis, 25 Agustus 2022

Tugas, Rasa Syukur dan Tanggung Jawab

The Sun


Belakangan situasi keos semakin melebar, tak hanya di area A, pun juga melebar ke area H.


Ketika situasi seperti ini terjadi, kembali teringat bahwa 'Surya' disematkan menjadi nama tengah bukan tanpa alasan.


Pemberian ini tentu menjadi harapan bagi pemiliknya kelak bisa menjadi cahaya untuk lingkungan sekitarnya.


Di saat kondisi yang semakin tak menentu seperti ini, Sang Surya tak boleh bergantung dan menunggu munculnya cahaya lain.


Bangkitnya kesadaran bahwa dia memiliki tugas dan kemampuan untuk menghangatkan lingkungan sekitar.


Disitulah jati diri dan takdir yang harus telah tersemat harus dijalani dengan penuh rasa syukur dan tanggung jawab.


Pilihannya adalah 

Mewarnai atau diwarnai

Membentuk atau dibentuk

Dia seharusnya tau takdirnya ada di sisi mana.

Rabu, 24 Agustus 2022

Stumble Guys

 

Di era teknologi saat ini, khususnya untuk generasi muda saat ini (Gen Z dan Milenial) pasti pernah bermain game, setidaknya sekali dalam seumur hidupnya.

 

Game sendiri punya banyak jenisnya, mulai dari PC Games, Console games, Mobile games dan lain sebagainya.

 

Berbagai macam game tersebut punya peminatnya sendiri-sendiri, bahkan beberapa diantaranya ada yang telah menyebabkan candu bagi para pemainnya.

 

Bermain game menjadi candu karena karena beberapa alasan diantaranya, bisa menjadi penghilang stress ketika penat menjalani "real life", menawarkan dunia virtual yang mengasikkan hingga sekedar karena faktor pertemanan yang kebanyakan sedang mempermainkan game yang sama.

 

Apapun itu, disana kita bisa menjadi apapun yang kita inginkan.

 

Keseruan bermain game bisa diperoleh dari mana saja, baik itu ketika menjalankan dan menyelesaikan misi satu per satu seperti dalam permainan GTA, melewati berbagai rintangan untuk bisa mencapai garis finish seperti pada game STUMBLE GUYS atau berhasil mengejek kawan bermain kita ketika berhasil mencetak gol pada game PES / FIFA.

 

Semua pemain game punya caranya sendiri untuk menikmati game yang dimainkan.

 

Lalu, bagaimana jika kita mengibaratkan hidup kita sedang bermain game.

 

Setumpuk tugas kantor kita ibaratkan seperti sedang mengerjakan misi di game GTA. Bermacet-macetan menuju tempat kerja kita ibaratkan dengan sedang berlomba menuju garis finish ibarat bermain STUMBLE GUYS dan berlelah-lelah di pabrik kita ibaratkan sebuah proses untuk mencetak gol ke gawang lawan.

 

Terlihat menyenangkan bukan?

 

Dengan begitu, semuanya menjadi sibuk dengan misi dan keseruannya masing-masing sehingga tak kan ada lagi yang namanya ‘saling curiga’ dengan teman sekantor atau hal tak menyenangkan lainnya sehingga kantor bisa menjadi tempat yang lebih nyaman dan menyenangkan untuk didatangi setiap pagi.

 

Mengingat 1/3 waktu kita habis dikantor, jadi alangkah baiknya semua elemen kantor harusnya bisa berlomba-lomba untuk menciptakan iklim kerja yang positif, bukan malah sebaliknya.

Kamis, 03 Februari 2022

Who am i?

Boleh lelah, namun tak boleh menyerah


Salah satu harapan yang ingin bisa aku capai adalah bisa mendefinisikan siapa diriku.


27 tahun menjalani kehidupan ternyata aku belum bisa menemukan jawabannya.


Dulu semasa kecil sempat punya beberapa prestasi di bidang lukis, namun ketika melihat keatas ternyata banyak yang jauh lebih baik akhirnya ku tinggalkan dunia lukis.


Lalu sempat menemukan potensi dalam bisa kepenulisan karya ilmiah, namun ternyata kurang dalamnya riset membuat tulisanku seringkali hanya mentok di 10 besar.


Selanjutnya, sempat menemukan kebahagiaan ketika bermain futsal, pun sempat berprestasi juga. Namun tetap harus ditinggalkan karena pekerjaan yang nomaden sehingga sulit sekali menetap di 1 komunitas futsal yang sama.


Kini justru bekerja di bidang yang berbeda dari ketiga hal diatas yaitu dunia instrumentasi. Beruntung kali ini tak jauh berbeda dari jurusan kuliah yang diambil, sehingga terpakai juga beberapa ilmu yang di dapat di dunia kuliah.


Namun lagi, dunia ini belum cukup kuat untuk membuatku meantap mengucapkan "i was born to be an instrumentation engineer".


Oiya satu lagi, yang paling mendekati dari definisi diri justru dari kegiatan sampingan yaitu mendesain grafik, video dan ppt. Namun cuan yang dihasilkan masih sedikit. Jadi juga belum bisa cukup kuat untuk jadi jawaban atas pencarian ku selama ini.


Kedepan, aku yakin masih ada sesuatu yang tercipta dari ku sehingga aku bisa mantap mengatakan aku adalah seorang _____


Mungkin 1 atau 2 percobaan lagi aku akan menemukannya. Semakin banyak mencoba maka semakin banyak jatah gagal yang akan tercoret. Lebih baik gagal ketika sudah mencoba dari pada menyesal karena tidak pernah mencoba.

Jumat, 14 Januari 2022

Tidak Percaya Teman

 


Dalam sebuah kerja tim, terkadang kita harus tidak percaya teman.

 

Tidak percaya teman disini bukan berarti membicarakan kejelekannya dibelakang, atau melakukan hal buruk lainnya.

 

Tidak percaya teman bisa juga direspon dengan cara yang positif yaitu dengan;

1.       Memback-up pekerjaan teman.

2.       Mendiskusikan apa yang akan dan sedang dilakukan teman.

3.       Mengecek ulang pekerjaan yang telah teman kita lakukan, dan lain sebagainya.

 

Terkesan merepotkan memang, tapi kata pepatah “Apapun yang tidak membunuhmu, akan membuatmu semakin kuat”.

 

Jadi, disaat kita membantu ‘masalah’ yang dihadapi teman, kita akan jadi terbiasa ketika menghadapi permasalahan serupa. Dengan kata lain, kita akan jadi semakin kuat dalam menghadapi berbagai permasalahan yang serupa.

 

Disisi lain, teman yang kita back-up itu lama-kelamaan juga akan menjadi kuat dan dia akan menjadi lebih mandiri dari sebelumnya.

 

Ketika perubahan itu terjadi, teman yang dulunya belum bisa apa-apa lalu berubah menjadi seseorang yang lebih baik berkat bantuan kita dimasa lalu akan menjadi satu kepuasan bagi diri kita.

 

Hal baik tersebut juga diharapkan bisa menjadi balasan kebaikan untuk kita nantinya.

Minggu, 12 September 2021

Kenapa harus membeli Original Jersey?

 


Sebagai seorang fans dari suatu klub sepak bola, khususnya saya sendiri seorang Milan fans. Pasti semuanya punya keinginan untuk mempunyai jersey klub yang didukungnya.

 

Nah, dalam hal ini ada beberapa perbedaan pandangan. Ada yang suka membeli jersey KW asalkan bisa setiap tahun memiliki seri jerseynya dengan tujuan entah untuk kepuasan pribadi atau untuk menunjukkan identitasnya sebagai seorang fans dari klub sepak bola tersebut.

 

Tapi ada juga yang lebih suka membeli jersey original karena selain dari kualitas, hype atau ya karena mereka memang punya uangnya hehe.

 

Saya sendiri suka Milan mulai dari medio 2006, dan tentu jersey yang saya beli pertama adalah jersey KW yang kualitasnya sangat biasa saja namun kesannya sangat mendalam karena itu jersey pertama saya.

 

Namun sebagai seorang ‘bayi’ yang baru suka Milan pada saat itu saya punya 1 impian bahwa suatu saat saya akan punya jersey original yang harganya tak masuk akal itu, milik saya sendiri.

 

Bukan menjadi rahasia umum, kalau Indonesia adalah penghasil jersey terbaik di dunia. Maka dari itu, yang dijual di Milan store dan beberapa official store klub lain adalah jersey buatan Indonesia.

 


Seperti yang bisa dilihat, ini adalah beberapa detail hasil jerpretan jerseynya yang jelas tertulis made in Indonesia?

 

Nah, jadi apakah tidak sia-sia membeli jersey ‘Made In Indonesia’ jauh-jauh dari italia. Tentu tidak, karena produk premium ini hanya memang dipasarkan disana dan sampai saat ini saya belum menemukan akses untuk membeli produk made in Indonesia ini bahkan di Indonesia sendiri.

 

Jersey original yang di jual di Indonesia justru berasal dari Thailand, Myanmar dsb. Ini membuktikan kalau kualitas produksi kita sudah level dunia sehingga justru dijual di official store sana. Secara kualitas Indonesia sudah mampu bersaing di level intenasional, tinggal bagaimana kita memasarkan dan membuat brand nya saja.

 

Kembali ke topik utama, kenapa sih kita harus membeli jersey original?

 

Sebagai fans sepak bola kita tentu sering mengkritik klub yang kita dukung ketika mengalami kekalahan, terkait kebijakan transfer atau negosiasi gaji pemain yang sangat panjang dan alot.

 

Mengkritik memang bagus, namun akan lebih solutif jika kita berkontribusi langsung untuk menyelesaikan beberapa permasalahan tersebut.

 

Salah satunya adalah dengan membeli jersey original karena walaupun sangat kecil, hal ini berdampak secara langsung terhadap keuangan klub yang kita dukung kebanyakan dari layar kaca ini.

 

Jadi, buat yang belum punya jersey original sebaiknya dikurang-kurangin lah mengkritik klub yang anda dukung kalau anda belum punya jersey original.

 

Terakhir, Ya pada akhirnya, 15 tahun setelah momen pertama kali menjadi fans Milan, impian kecil itu pun terwujud. 2021 akhirnya menjadi tahun yang saya kenang sebagai pencapaian pribadi. Ya, akhirnya saya memiliki jersey original pribadi yang langsung saya beli dari Milan store dan dikirim langsung dari italia sana.

 

Untuk hal ini saya ucapkan apresiasi yang setinggi-tingginya untuk istri saya yang membantu saya mewujudkan salah satu impian kecil saya ini.

 

1 Mimpi telah terwujud, dan Mimpi selanjutnya adalah menonton pertandingan Milan langsung dari stadion San Siro (Kalau proyek pembangunan stadion baru Milan kembali belum terlaksana). Nah, ketika itu terwujud, saya akan kembali cerikan itu disini, sekian terimakasih.

Jumat, 30 Juli 2021

Melawan Stigma Penyitas Covid-19

Tahun ini, 2021 sepertinya akan menjadi tahun bersejarah bahwa di dunia pernah mewabah sebuah virus bernama “Covid-19” yang menyerang sistem imun manusia. Saya adalah salah satu penyitas yang berhasil melewati virus tersebut.


Cerita bermula ketika kami ditugaskan melakukan pekerjaan kalibrasi outage di PLTU Paiton Unit 7. Tanggal 15 Juni 2021 kita berangkat menuju lokasi dan sebagai aturan prokes dari tempat kami bekerja, bahwa semua pekerja wajib tes SWAB ANTIGEN berkala seminggu sekali untuk mendeteksi ada tidaknya virus covid di dalam tubuh.


23 Juni 2021 kami ber-11 di tes, hasilnya 5 orang dinyatakan positif dan langsung dipulangkan dan dilakukan karantina dengan memisahkan tempat kita menginap. Waktu itu saya masih negatif, dan dengan pede-nya mengira mungkin karena imun-ku masih kuat menolak virus-virus tersebut.


Sebagai tindakan pencegahan besok paginya kita semua 1 tim harus melakukan tes SWAB PCR yang katanya lebih akurat dibanding tes sebelumnya.


Malamnya, saya baru merasakan badan terasa tidak enak. Tenggorokan gatal, badan pegal-pegal, lemas dan lidah terasa pahit. Mungkin ditambah sedikit ansomnia, ah kurang tau juga soalnya waktu itu nafsu makan sangat menurun drastis.


Besoknya setelah tes SWAB PCR keluar, saya jadi positif. Hmm.. sudah saya duga, dengan kondisi tubuh selemah ini sepertinya saya memang harus istirahat dulu.


Kemudian saya teringat, 2 atau 3 hari sebelum hari itu saya justru mengurangi konsumsi Vitamin C karena takut terjadi kontaminasi antara Susu Bear Brand yang baru diberikan tepat 2 atau 3 hari itu. Rencananya akan dimunum sore atau malamnya namun kecolongan dan menjadi lupa. Mungkin itu salah satu faktornya.


Singkat cerita kami pun dikirim pulang ke Sidoarjo untuk dilakukan karantina mandiri. Saat itu kami disediakan tempat di Hotel Delta Mayang yang merupakan tempat khusus isoman penyitas covid-19.


Disitu kami diperlakukan sangat baik, tempat yang nyaman, makan 3 kali sehari, vitamin dan obat yang sesuai gejala serta kami masih bisa keluar ke balkon hotel setiap jam 10 pagi untuk berjemur.


Setelah mengalami demam dan pegal-pegal selama 2 hari, saya juga mengalami batuk yang obatnya saya dapat dari hotel ini juga. Jadi, setiap pagi kami di telfon oleh (mungkin) perawat yang menanyakan gejala yang dialami serta ketersediaan obat sesuai gejala tersebut.


Singkat cerita 10 hari berhasil dilewati, hari ke 11 saya pulang ke rumah dengan modal kata dokter bahwa virus ini akan mati di hari ke 10. Namun, keraguan saya adalah saya masih batuk-batuk bahkan sampai hari ke 20 sekian.


Sumber lain dari beberapa akun dokter di twitter dan instagram juga senada dengan pernyataan dokter dari hotel tadi, namun kita masih belum diperbolehkan masuk kantor saat itu.

Hasil PCR pada hari ke 13

Oiya, hari ke 13 saya melakukan tes PCR lagi dan hasilnya masih positif dengan nilai CT 30,64. Menurut beberapa litaratur memang tes PCR memang masih bisa mendeteksi bangkat yang berada di dalam tubuh.


Supaya cepat negatif tubuh harus segera melakukan metabolisme dengan membuang virus yang ada di dalam tubuh. Namun sayangnya kemampuat tiap orang dalam hal metabolisme tubuh tentu berbeda-beda sehingga jangka waktu seseorang untuk dinyatakan negatifpun berbeda.


Jadi, selama tubuh kita memiliki imun yang baik serta kita selalu mematuhi aturan prokes, insyaallah covid dan bahkan penyakit pun akan menjauh. Ayo mulai hidup sehat supaya kita bisa menjalani kehidupan yang lebih baik lagi.

Jumat, 02 Oktober 2020

The Power of DOA

 


02/10/2020


Malam itu, aku menjadi saksi atas kebaikan Allah yang mengabulkan sebuah doa sepele yaitu Milan menang lawan Rio Ave di pertandingan kualifikasi terakhir sebelum masuk ke fase grup. Bukan pertandingan besar memang, namun bagi sebuah klub yang dalam 8 tahun terakhir terpuruk karena tak mampu menembus 4 besar, lagi ini tentu sangat penting bagi AC Milan dan seluruh tifosinya.


Jika saja di laga ini kalah, mungkin kita (AC Milan dan seluruh tifosinya) akan kena bully habis-habisan selama 1 musim  (12 bulan) kedepan. Ketika orang lain berterima kasih kepada Donnaruma yang melakukan penyelamatan penting di akhir laga, aku memaknai lagi ini sebagai kebaikan yang Allah berikan atas secuil doa yang kuucap pada dini hari itu.


Jadi, begini cerita dibalik jalannya laga semalam..


Pertandingan yang digelar di Estadio Dos Arcos, Portugal ini Milan bertandang ke markas Rio Ave untuk melakoni laga hidup mati sebelum masuk ke babak grup Liga Eropa. Bagi kedua tim, laga ini tentu sangat penting, terlebih karena pemenang sudah dijanjikan mendapat kucuran dana sebesar 15 juta euro dari panitia.


Bagi Milan sendiri nominal itu sangat berarti untuk mencari tambahan amunisi baru jika harus bermain di 3 kompetisi, nama terpanas yang belakangan dikaitkan dengan Milan adalah Bakayoko, Chiesa, Tomiyasu dan Luca Jovic. Nama-nama tersebut sudah dipastikan tidak akan bergabung apabila Milan kalah di laga ini. Bukan hanya dananya yang penting, tapi meskipun dihantam badai cedera dan beberapa pemain terinfeksi corona, namun squad saat ini dirasa sudah cukup untuk sekedar bermain di 2 kompetisi setelah masuknya Brahim Diaz, Kalulu, Tonali dan Tatarusanu.


Jalannya laga, di babak pertama Rio Ave memang bermain lebih bagus karena menguasai penguasaan bola sebesar 59% dibanding Milan yang hanya 41%. Namun justru di awal babak kedua Milan berhasil memecah kebuntuan di menit 51 melalui sepakan Alexis Saelemakers.


Sempat merasa diatas angin, namun semua berubah semenjak tendangan Geraldes menembus jala gawang Donnaruma pada menit ke 72. Play on! Kedua tim kembali sama kuat dan jual beli serangan sudah berjalan lebih berimbang pada babak kedua.


Karena skor imbang dan harus ada salah satu tim yang gugur, maka dilanjutkanlah dengan 2x15 menit babak perpanjangan waktu. Baru 1 menit wasit meniup peluit kick off, Milan kembali kecolongan lewat sepakan kaki kiri Gelson Dala yang membuan Donnaruma tak bisa berkutik. Skor 2-1 untuk Rio Ave dan semua pemain Milan pun mulai panik dengan menggempur habis-habisan pertahanan Rio Ave.


Aku sendiripun sudah pasrah atas kekalahan ini, 4 menit jelang laga berakhir aku putuskan untuk solat subuh dan segera tidur dan menyiapkan hati dari segala rasa kecewa apabila Milan memang benar-benar kalah. Waktu itu aku berpikir, Milan boleh saja kalah tapi aku tak mau kalah juga dengan menunda subuh ku. Akhirnya aku solat subuh dan selepasnya hanya mengucap sebuah doa yang kurang lebih meminta supaya Milan bisa menyamakan kedudukan dan di lanjutkan ke babak adu pinalti. Setelah adu pinalti aku serahkan kepadaMu ya Allah bagaimana kelanjutannya nanti.


Dan BOOM, setelah sarung dan sajadah kulipat dan kuarahkan pandangan ke layar HP yang sudah masuk menit ke 120 (kurang 1 menit dari peluit akhir dibunyikan), tampilan layar menunjukkan wasit mengeluarkan kartu merah untuk lawan dengan latar area pertahanan lawan. Akupun bertanya-tanya, apakah kita dapat pinalty? Dan YA! Calhanoglu sudah memegang bola tepat di titik 12 pas. WHAT A MIRACLE! Doaku langsung diijabah saat itu juga! Allahu Akbar.


Hasilnya tentu kita tau, pinalty berhasil masuk dan wasit langsung meniup peluit akhir pertanda kedua tim harus melanjutkan ke babak adu pinalty. Setelah masuk ke penendang kedua, sepertinya saya harus berdoa lagi untuk kemenangan Milan.


Tibalah ke penendang ke 8, Lorenzo Colombo seorang bocah 18 tahun mengambil eksekusi pinalti. Boom, bola gagal masuk dan melambung tinggi di atas mistar gawang. Ah, mungkin inilah saatnya Milan kalah. Di penendang penentuan dari Rio Ave ternyata penendang mereka juga gagal dengan hanya membentur tiang kanan gawang lalu lari ke tiang kiri tanpa melewati garis gawang, Alhamdulillah kita masih bisa bernafas.


Lanjut ke penendang ke 10, kali ini Donnaruma yang menjadi eksekutor, bisakah seorang kiper mencetak gol pinalti? Dan Boom, lagi-lagi pemain Milan gagal, tendangan Donnaruma kembali melambung ke atas mistar gawang. Selanjutnya apabila tendangan pemain Rio Ave masuk maka pudarlah mimpi Milan bermain di Europa League. Lalu, penendang  sisi lawan juga merupakan seorang kiper dan juga sama melambung ke atas mistar gawang, padahal Donnaruma sudah bergerak ke arah yang salah. Keberuntungan macam apa lagi ini haha.


Penendang ke 11 kali ini Bennacer, yang di kesempatan pertama berhasil menjebol gawang kiper lawan di arah kiri gawang, namun di tendangan kedua tendangannya yang mengarah ke sisi yang sama sudah berhasil ditepis kiper, Lagi-lagi beruntung bagi Milan karena penendang Rio Ave kembali gagal karena tendangannya menghantam tiang kiri gawang.


Terhitung sudah 4 kali Milan diselamatkan oleh Dewi Fortuna dari kekalahan. Sebuah laga yang akan menjadi senam jantung bagi siapapun yang menontonnya.


Last kick, kali ini penendan ke 12 adalah Simon Kjaer yang berhasil mengeksekusi tendangan dengan baik. Lalu disinilah moment senam jantung berhenti dan berganti dengan euforia seluruh pemain, staff dan para tifosi Milan ditandai dengan berhasilnya Donnaruma menepis tendangan terakhir pemain Rio Ave pada malam ini.


Milan kali ini memang beda, dengan squad seadanya, kita bahkan sudah melalui 17 match di semua kompetisi tanpa melalui sebuah kekalahan sekalipun, sebuah rekor yang terkhir terjadi pada squad bintang Milan di tahun 2002 di bawah pelatih Carlo Anchelotti.


Liga Europa kami datang!


Terima Kasih YA ALLAH sudah menjawab doa-doa ku. Hari ini aku benar-benar bersyukur bisa merasakan sedekat ini denganNya.