RSS
Facebook
Twitter

Jumat, 21 Juni 2019

Kenapa Harus Ada Hatespeech?


Dalam membuat judul tulisan ini, saya berfikir cukup keras hingga akhirnya menemukan kata yang menurut saya paling tepat.

Pertimbangannya adalah saya ingin mulai menjadi baik. Baik dalam perbuatan, lisan dan tulisan. Maka dari itu, sebisa mungkin melalui tulisan ini saya ingin membahas kata yang negatif ini namun dengan sudut pandang yang positif. Paham tidak maksud pernyataan saya ini?

Coba dicerna dulu, kalau sudah paham langsung kita lanjut ya.

Hatespeech itu menurut saya fenomena yang unik. Bagaimana tidak, perbuatan ini seperti sebuah lingkaran yang kalau kita memasukinya kita juga akan termasuk di dalamnya.

Seperti halnya tulisan ini, mungkin juga ada sebagian sudut pandang yang akan menjelekkan Hatespeech itu sendiri, sehingga tulisan ini juga menjadi sebuah tulisan Hatespeech, haha rumit ya?

Sampai disini paham maksud saya tidak?

Oke kita lanjut studi kasus ya, kita ambil contoh Hatespeech yang sering terjadi di sosial media.

Misal ada tokoh A sedang menjelekkan tokoh B. Kemudian karena tidak terima pendukung tokoh B yang selanjutnya kita sebut C membela tokoh B bukan dengan argumen yang tepat tapi malah dengan menjelekkan tokoh A. Belum lagi ada D yang mendukung tokoh A dengan membuat sarkas untuk menjelekkan tokoh B.

Sampai disini terlihat kan? Satu orang membuat Hatespeech, maka orang lain juga jadi terpengaruh untuk mengikuti nya.

Jadi, kenapa harus ada Hatespeech? Hal itu tentu tidak akan menimbulkan manfaat apapun untuk kedua belah pihak.

Bahkan saya berada pada tingkat kebingungan kenapa kata Hatespeech itu sendiri ada? Seharusnya kata itu tidak diciptakan agar manusia - manusia ini tidak saling membuat Hatespeech.

Kita kembali ke studi kasus diatas ya. Dari tokoh A, B, C, D diatas mana yang sekiranya terlihat paling benar? Ada yang bisa menjawab?

Jawabannya adalah B. Meskipun B dijelek-jelekkan disana namun dia hanya diam saja dan tidak memberikan respon apapun. Saya kita hal itulah yang paling benar untuk dilakukan. Seperti halnya kutipan gambar diatas.

Jadi, kesimpulannya adalah kalian jadi paham kan, kalau pemikiran saya itu rumit. Maka dari itu maafkan saya jika kadang tidak konsisten dalam berbuat dan pengambilan keputusan.

Akhir kata, Terima kasih sudah membaca dan semoga harimu menyenangkan.

0 komentar:

Posting Komentar