RSS
Facebook
Twitter

Senin, 04 Agustus 2014



Awal perjalanan kami (Handi, Budi, Wahyudi) diawali ketika kami mencoba mengirim karya tulis ke Universitas Hasanuddin untuk mengikuti sebuah lomba karya tulis kemaritiman di universitas tersebut. Singkat cerita karya kami berhasil masuk nominasi menjadi 12 karya terbaik dan diundang serta berhak untuk mempresentasikan hasil karya kami disana. Alhamdulillah, kami pun langsung mengajukan proposal permohonan dana pendelegasian ke universitas agar bisa berangkat ke Makassar. Setelah negosisasi panjang akhirnya universitas mau membiayai kami bertiga sebesar 4 juta rupiah.
Selasa, 17 Juni 2014
Malam yang begitu indah, harapan dan impian untuk merasakan bagaimana sensasi naik pesawat terbang untuk yang pertama kalinya bagi kita akan segera terlaksana esok hari. Secara pribadi masih terselip keraguan, entah kenapa… namun lihatlah… Semangat kami lebih besar! Makassar kami akan segera datang! :D
Pukul 19.30 Wib kami berangkat dari Universitas Negeri Semarang menuju ke stasiun poncol untuk menuju ke Surabaya dahulu. Kami memilih menggunakan kereta ke Surabaya dulu karena tiket ke Surabaya Makassar lebih murah dari pada tiket pesawat dari Semarang ke Makassar.
Tiket di kereta menunjukkan pukul 08.30 WIB tapi sudah 15 menit lebih dari jadwal yang tertera di tiket, keretanya belum datang juga.
Kurang lebih setengah jam dilanda kegalauan menunggu kereta yang tak kunjung datang

Rabu, 18 Juni 2014
Sekitar puku 03.00 Wib kami tiba di stasiun kereta api Surabaya. Kami pun menuju ke ruang tunggu di stasiun dan sejenak tidur disana menunggu subuh. Jam 05.00 Wib kami semua terbangun kemudian solat dan langsung keluar cari makan. Warung angkringan di luar terminal yang kami tuju, hanya dengan 7000 rupiah kami sudah kenyang dan kemudian langsung melanjutkan perjalanan ke Bandara Juanda untuk melakukan penerbangan pertama kami, maklum belum pernah naik pesawat sebelumnya hehe
Setelah sampai di Bandara kamipun bersiap check in, saat pengecekan tiket ternyata penjaga memberi tahu kami bahwa tiket yang kami pesan salah, seharusnya berangkat 18 Juni 2014 ternyata tiket yang kami pesan bertanggal 18 Juli 2014. Perasaan kamipun jadi kacau, kalut dan sebagainya. Kami pun bergegas keluar menuju loket sriwijaya air untuk menukar tiket dan Alhamdulillah kita masih bisa berangkat tapi jam 22.00 Wib namun dikenai biaya tambahan sekitar 400 ribu per orang. Tak apalah yang penting bisa berangkat ke Makassar meskipun kami jadi lebih lama terdampar di masjid bandara untuk menunggu jadwal keberangkatan kami. Sisi positifnya ada banyak waktu untuk kita mempersiapkan prototype dan presentasi kita nanti.
Prototype sederhana kami
Berkarya bisa dimanapun, termasuk teras Masjid sekalipun hehe

Kamipun bertemu sejumlah orang yang bernasip sama seperti kami menunggu keberangkatan pesawat. Banyak orang yang tertarik dengan prototype yang kami buat yaitu alat sederhana yang mampu menghasilkan listrik. Kami pun mengobrol dengan banyak orang dan mendapat banyak doa dari mereka. Salah satunya yaitu bapak Safruddin yang kontak nomer HP nya masih saya simpan sampai sekarang. Beliau berasal dari Makassar dan ingin kembai ke rumah setelah menengok anaknya yang kuliah di Jogja. Subhanallah, cinta sekali bapak ini ke anaknya tersebut.
Kamis, 19 Juni 2014
Pukul 02.00 Wita kami tiba dan bandara, di bandara kami bertemu dengan teman-teman dari Universitas Jember sebanyak 5 orang, ternyata mereka datang ke Makassar juga untuk mengikuti kompetisi yang sama.
Pijakan kaki pertama di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar

Beberapa saat kemudian panitia datang menjemput dan kami langsung dibawa ke penginapan di rusunawa Universitas Hasanuddin. LO kita saat itu ternyata mas Arif yang pernah sama-sama mengikuti event Future Leader Summit di Semarang.
Paginya kami langsung dibawa ke gedung rektorat Universitas Hasanuddin. Kemudian upacara pembukaan yang disambut dengan tarian selamat datang dan beberapa lagu koor khas Makassar. Setelah itu ada jeda waktu beberapa jam sebelum presentasi, jadi ada waktu untuk berlatih terlebih dahulu. Siang ini baru mulai menghafal yang mau dipresentasiin.
Unhas broh :D
Saat presentasi tiba ternyata kami diberi kesempatan untuk presentasi pertama. Agak gugup sih tapi ahamdulilah semuanya berjalan lancar, bahkan kami sempat optimis bisa jadi juaranya karena mayoritas juri hanya mengangguk saja terhadap presentasi kami.


Ini dia mas Arif

Foto bersama Juri Usai Presentasi 

Foto bersama finalis dan panitia LKTM UNHAS

Karena terlalu optimis bahkan kami bertiga sempat bernazar. Kalau juara saya nazar akan mendaftar kompetisi Papika di FT Unnes, Kemudian Wahyudi nazar kalau kita juara saya akan bikin karya tulis lagi agar bisa jalan-jalan gratis lagi, dan terakhir budi bernazar kalau kita juara saya akan seminggu berjualan dan keuntungannya akan diberikan kepada yang membutuhkan.
Malam itu kami pun berhasil terlelap dengan ribuan angan terbayang…
 Jum’at, 20 Juni 2014
Pagi ini presentasi hari kedua dan siangnya adalah pengumuman…  saatnya pengumuman tiba ternyata kami tak masuk dalam daftar juara. Kecewa memang, sedih, apa yang diharapkan tidak menjadi kenyataan. Ntah panitia merasakan kekecewaan kami bertiga atau mereka kagum terhadap presentasi kita banyak yang datang dan menyalami kami bertiga dan mengatakan “Saya kira kalian yang jadi juaranya”. Ah sudahlah, tidak ada yang bisa dirubah. Terhitung sudah 4 orang yang mengatakan hal itu. Saya pribadi sih sedih bukan karena apa-apa, jujur saya sedih karena kami kalah sehingga tidak mendapat uang juara dan kami harus ‘nombok’ 400 ribu hasi denda salah pemesanan tiket yang sebelumnya itu. Kalo dipikir-pikir 400 ribu tidak sebanding dengan pengalaman hebat yang kami dapatkan disini. Introspeksi saja meskipun materi yang kami presentasikan bagus namun ada beberapa kekurangan seperti alokasi waktu presentasi kami tidak cukup dan juga karena terburu-buru membuat karya tulis, tulisan karya tuis yang kami kirim mungkin hasilnya kurang maksimal. Kan tulisan juga berpengaruh terhadap penilaian akhir, tak apalah kedepannya harus lebih baik. Kata wahyudi “lupakan masalah kompetisi, pengalaman lebih penting, cari sebanyak-banyaknya link dan jaringan (teman)”
Saat maju kedepan menerima sertifikat bapak PR3 Unhas yang kebetulan menjabat sebagai ketua PR3 se-Indonesia menyapa saya dan meminta menyalampan kepada pabak Masrukhi selaku PR3 Unnes. Ternyata Pak Masrukhi cukup terkenal sampai Makassar juga haha. Kemudian saya agak terkejut karena stofmap yang saya terima bertuliskan -Universitas Negeri Semarang (UNS)- rupanya belum banyak yang mengenal Unnes. Tugas kita bersama untuk membuat bendera Unnes lebih berkibar lagi khususnya di kancah nasional semacam ini.
Universitas Negeri Semarang = UNNES
 Penyerahan sertifikat


Life must go on, no problem, Losari Beach…. I’m coming!
Setelah pengumuman, kami bersama finalis LKTM UNHAS lainnya pun dijanjikan berkeliling ke Makassar ditemani para panitia. Tujuan pertama kami adalah di Fort Rotterdam sebuah benteng peninggalan Belanda. Sebuah suasana jaman dulu khas belanda masih terasa sangat kental di dalam Benteng ini. Saya pribadi sih hanya berjalan-jalan saja mengitari sudut-sudut fort roterdam ini sambil mengobrol kepada finalis lain dan tak juga sambil berfoto-foto mengabadikan momen yang mungkin sekali seumur hidup ini.

Salam Jempol haha

#tangan mulai lelah, kenangan masih terlalu banyak untuk diabadikan dalam tulisan, Ah… Ayo lanjut nulis! :D

                Tujuan selanjutnya yaitu pantai losari. Bagi saya ini seperti ujung perjalanan panjang kami. Ntah kenapa saat melihat jauh ke laut lepas saya sedikit merasa kelelahan dan muncul pemikiran gila “huh, inikah ujung dunia, lelah sekali untuk menuju kesini” namun melihat senyum dan semangat teman-teman membuat saya merasa sangat beruntung berada di kumpulan orang-orang hebat ini.
                Kami sempat solat maghrib di masjid terapung, indah sekali masjid ini, kami sempat naik ke lantai 2 dan melihat pantai losari dari sini.

Pantai Losari

Sabtu, 21 Juni 2014
                Bangun pagi, inginnya sih bermalas-malasan di kasur saja. Namun, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamar dan mengajak bermain sepak bola. Okeh ini yang paling saya suka. Tanpa pikir panjang dengan masih mengenakan celana panjang (lupa bawa celana pendek hehe) langsung saja menuju ke lapangan untuk bergabung dengan teman-teman yang sudah ke lapangan terlebih dahulu. Saya sangat menikmati pertandingan ini dan kalo tidak salah berhasil membuat 2 gol kali ini.
 Timnas LKTM UNHAS

                Seanjutnya para teman-teman finalis terpecah menjadi 3 kubu. Kubu pertama memilih tetap tinggal di rusunawa ntah untuk sekedar tiduran saja dikamar atau untuk persiapan pulang karena memang sudah terlanjur pesan tiket pesawat hari ini. Kubu kedua adalah kubu yang juara atau mereka yang memang berduit haha karena mereka memilih pergi ke trans studio Makassar. Dan selanjutnya kubu terakhir yaitu kubu yang saya ikuti yaitu memilih berjalan-jalan ke Universitas lain di Makassar dan selanjutnya kembali ke pusat oleh-oleh serta pantai losari.
                Kami berangkat naik pete-pete, sebutan angkot di daerah Makassar. Pete-pete disini full music, keren lah haha. Tujuan pertama yaitu ke Universitas Negeri Makassar (UNM). Disana kami disambut oleh sebuah gedung bertingkat yang menyerupai sebuah layar pada kapal pinisi, mereka menyebutnya gedung pinisi, salah satu karya anak bangsa yang luar biasa.

Kemegahan Gedung Pinisi

                Tujuan selanjutnya yaitu Universitas Muhammaddiyah Makassar (UNISMUH). Sekedar cerita, tahun kemarin mas Fendi, mas Saian dan mas Zaeni juga pernah ke Makassar untuk mengikuti lomba karya tulis disini dan berhasil menjadi juara 2 disini. Hebat, prestasi yang belum bisa kami tiru disini. Slogan mreka masih teringat jelas waktu itu “Nggak juara nggak pulang” haha. Beginilah nasib mengikuti kompetisi diluar jawa, kadang hadiah kejuaraan bisa lebih sedikit dari biaya keberangkatannya haha. Okeh lanjut ceritanya, di Unismuh ini kami disambut hangat oleh temen-temen dari LKIM-PENA. Sempet mampir ke kesekreariatannya, tempatnya cukup luas, beberapa rak buku karya anak-anak LKIM-PENA dan ada tivinya juga wow hahaha sangat berbeda dengan basecamp kami yang cukup sempit, tak apalah yang penting full wifi hehe.
 Moment kebersamaan di Unismuh Makassar

                Perjalanan dilanjutkan, sebelum kembali merasakan coto Makassar lagi yang kali ini sebagai menu makan siang, kami sempat mampir sebentar ke museum Balla Lompoa dan sedikit mengabadikan momen dengan foto bersama disana.

Museum Balla Lompoa

Setelah itu kami pun kemudian kembali menuju ke pusat oleh-oleh yang letaknya berdekatan dengan Pantai Losari. Sore nya kami kembali ke rusunawa dan bersiap mengemas semua barang-barang kami. Meskipun sudah hampir perjalan pulang, namun perjalanan kita masih sangat panjang. Kami bertiga ditambah 4 orang dari Universitas Jember (Sahlul, Ridlo, Bahari, Findi) dan 5 orang lagi dari Universitas Airangga (Daniel, danu, kholiq, Febri, Tomi) masih bersemangat pulang dengan berpetualang mencoba mengarungi laut jawa kurang lebih seama 25 jam menggunakan kapal laut. Entahlah, saya hanya ingin pulang. .
Detik-detik terakhir di kota Makassar :'(

                Kami diantar menggunakan mobil ke pelabuhan ujung pandang. Untuk persiapan saja kami membeli pop mie terlebih dahulu untuk persiapan apabila kesulitan mendapat makanan di kapal.
Minggu, 22 Juni 2014
                Tepat tengah malam kami sudah berada di kapal menunggu jadwal keberangkatan jam 02.00 Wita. Setelah sebelumnya saling berdesakan dan saling dorong untuk bisa masuk ke kapal Alhamdulillah kami berduabelas mendapat tempat yang cukup nyaman di salah satu sudut luar kapal. Meskipun hanya beralaskan tikar namun momen kebersamaan ini jauh lebih penting untuk disyukuri lebih dari apapun. Menyadari 24 jam dilaut tak akan ada sinyal maka saya mengambil handphone saya dan mengirim sms kepada ibu sekadar mengabari sudah ada dikapal, mengsms salah seorang teman yang sudah lebih dahulu terlelap dan juga memberikan ucapan selamat ulang tahun kepada salah seorang teman SMA yang kebetulan masih teringat hari ini hari kelahirannya, saya hanya sanggup mengucapkannya melalui pesan singkat saja. Kemudian saya pun mulai memejamkan mata. 
                Di kapal ‘sinabung’ ini ternyata tak seburuk yang saya pikirkan sebelumnya, kapalnya terasa nyaman saja untuk dinaiki, bahkan saya sangat menikmati perjalanan ini. Saya sempat menelusuri sudut-sudut ruangan kapal ini. Ada 7 lantai kalo tidak salah, namun lantai 1 tertutup khusus untuk pekerja saja. Disini ada ruang bermain game, mini bioskop, kamar VIP, kamar mandi yang cukup bersih seukuran kapal, beberapa kasur dan bantal untuk penumpang yang beruntung lebih cepat mendapatkan tempat, mushalla yang sangat nyaman dan bersih. Sempat berdiam diri menikmati kapal seorang diri membayangkan seperti berada di kapal Titanic hehe. Dikapal saya juga sempat melihat ikan terbang saling berloncatan, keren lah haha. Karena memakai jaket EneRC yang dipunggungnya bertuliskan Semarang State University, saya pun sempat diajak ngobrol oleh salah seorang bapak-bapak lulusan geografi Unnes. Kami sempat mengobrol banyak, salah satunya beliau sekarang sudah menjadi dosen di salah satu universitas swasta di Sulawesi. Sempat mengobrol dengan mahasiswa Unsoed juga yang pulang dari Sulawesi setelah mengikuti konferensi mahasiswa kelautan di bunaken kalau tidak salah.
                Dikapal sebenarnya kami mendapat jatah makan 3 kali, namun kami melewatkan jatah makan kedua kami karena terlanjur sudah habis dahulu. Untung masih ada Pop mie sebegai penyelamat kita hehe.

Kita dan Pop mie  
Senin, 23 Juni 2014
                Hari yang ditunggu telah tiba, dari kejauhan sederet cahaya mulai muncul, daratan telah terlihat!. Kami pun berjejer di kapal menantikan daratan yang semakin mendekat diiringi hembusan angin yang begitu dingin menusuk tubuh.
                Akhirnya kita semua bisa kembali menginjak tanah jawa juga. 4 teman mahasiswa dari UNEJ berpamitan berpisah menggunakan travel sedangkan kami bertiga berniat menumpang ke teman UNAIR kami yang masih tersisa. Disana kami langsung bersih-bersih diri dan kembali tidur. Saya memilih untuk bermalas-malasan saja sedangkan budi sudah terlebih dahulu pergi ke Unair untuk bertemu dengan salah seorang temannya. Kemudian Wahyudi kembali menyusul keluar untuk membeli makanan.
                Sore kami bersiap pulang, kembali diantar oleh arek-arek Unair menggunakan motor ke terminal.  Terima kasih bro!. Selanjutnya pulang menggunakan bus. Sampai di Semarang jam 2 dini hari. Karena tak enak pulang dini hari maka saya memutuskan untuk tidur di basecamp EneRC dan paginya baru kembali pulang ke kos.


Ternyata 1 minggu kami telah berpetualang dengan sempurna. Perjalanan darat, laut, udara telah dilalui dengan menggunakan kereta, pesawat, kapal laut dan bus. Sungguh perjalanan yang luar biasa dan takkan terlupakan :D

0 komentar:

Posting Komentar