Awal perjalanan
kami (Handi, Budi, Wahyudi) diawali ketika kami mencoba mengirim karya tulis ke
Universitas Hasanuddin untuk mengikuti sebuah lomba karya tulis kemaritiman di
universitas tersebut. Singkat cerita karya kami berhasil masuk nominasi menjadi
12 karya terbaik dan diundang serta berhak untuk mempresentasikan hasil karya
kami disana. Alhamdulillah, kami pun langsung mengajukan proposal permohonan
dana pendelegasian ke universitas agar bisa berangkat ke Makassar. Setelah
negosisasi panjang akhirnya universitas mau membiayai kami bertiga sebesar 4 juta
rupiah.
Selasa, 17 Juni 2014
Malam yang
begitu indah, harapan dan impian untuk merasakan bagaimana sensasi naik pesawat
terbang untuk yang pertama kalinya bagi kita akan segera terlaksana esok hari.
Secara pribadi masih terselip keraguan, entah kenapa… namun lihatlah… Semangat
kami lebih besar! Makassar kami akan segera datang! :D
Pukul 19.30 Wib
kami berangkat dari Universitas Negeri Semarang menuju ke stasiun poncol untuk
menuju ke Surabaya dahulu. Kami memilih menggunakan kereta ke Surabaya dulu karena
tiket ke Surabaya Makassar lebih murah dari pada tiket pesawat dari Semarang ke
Makassar.
Tiket di kereta
menunjukkan pukul 08.30 WIB tapi sudah 15 menit lebih dari jadwal yang tertera
di tiket, keretanya belum datang juga.
Kurang lebih setengah jam dilanda kegalauan menunggu
kereta yang tak kunjung datang
Rabu, 18 Juni 2014
Sekitar puku
03.00 Wib kami tiba di stasiun kereta api Surabaya. Kami pun menuju ke ruang
tunggu di stasiun dan sejenak tidur disana menunggu subuh. Jam 05.00 Wib kami
semua terbangun kemudian solat dan langsung keluar cari makan. Warung angkringan
di luar terminal yang kami tuju, hanya dengan 7000 rupiah kami sudah kenyang
dan kemudian langsung melanjutkan perjalanan ke Bandara Juanda untuk melakukan
penerbangan pertama kami, maklum belum pernah naik pesawat sebelumnya hehe
Setelah sampai
di Bandara kamipun bersiap check in, saat pengecekan tiket ternyata penjaga
memberi tahu kami bahwa tiket yang kami pesan salah, seharusnya berangkat 18
Juni 2014 ternyata tiket yang kami pesan bertanggal 18 Juli 2014. Perasaan
kamipun jadi kacau, kalut dan sebagainya. Kami pun bergegas keluar menuju loket
sriwijaya air untuk menukar tiket dan Alhamdulillah kita masih bisa berangkat
tapi jam 22.00 Wib namun dikenai biaya tambahan sekitar 400 ribu per orang. Tak
apalah yang penting bisa berangkat ke Makassar meskipun kami jadi lebih lama
terdampar di masjid bandara untuk menunggu jadwal keberangkatan kami. Sisi
positifnya ada banyak waktu untuk kita mempersiapkan prototype dan presentasi
kita nanti.
Prototype sederhana kami
Berkarya bisa dimanapun, termasuk teras Masjid sekalipun hehe
Kamipun bertemu
sejumlah orang yang bernasip sama seperti kami menunggu keberangkatan pesawat.
Banyak orang yang tertarik dengan prototype yang kami buat yaitu alat sederhana
yang mampu menghasilkan listrik. Kami pun mengobrol dengan banyak orang dan
mendapat banyak doa dari mereka. Salah satunya yaitu bapak Safruddin yang
kontak nomer HP nya masih saya simpan sampai sekarang. Beliau berasal dari
Makassar dan ingin kembai ke rumah setelah menengok anaknya yang kuliah di
Jogja. Subhanallah, cinta sekali bapak ini ke anaknya tersebut.
Kamis, 19 Juni 2014
Pukul 02.00 Wita
kami tiba dan bandara, di bandara kami bertemu dengan teman-teman dari
Universitas Jember sebanyak 5 orang, ternyata mereka datang ke Makassar juga
untuk mengikuti kompetisi yang sama.
Pijakan kaki pertama di Bandara
Sultan Hasanuddin Makassar
Beberapa saat
kemudian panitia datang menjemput dan kami langsung dibawa ke penginapan di
rusunawa Universitas Hasanuddin. LO kita saat itu ternyata mas Arif yang pernah
sama-sama mengikuti event Future Leader Summit di Semarang.
Paginya kami
langsung dibawa ke gedung rektorat Universitas Hasanuddin. Kemudian upacara
pembukaan yang disambut dengan tarian selamat datang dan beberapa lagu koor khas
Makassar. Setelah itu ada jeda waktu beberapa jam sebelum presentasi, jadi
ada waktu untuk berlatih terlebih dahulu. Siang ini baru mulai menghafal yang
mau dipresentasiin.
Unhas broh :D
Saat presentasi
tiba ternyata kami diberi kesempatan untuk presentasi pertama. Agak gugup sih
tapi ahamdulilah semuanya berjalan lancar, bahkan kami sempat optimis bisa jadi
juaranya karena mayoritas juri hanya mengangguk saja terhadap presentasi kami.
Ini dia mas Arif
Foto bersama Juri Usai
Presentasi
Foto bersama finalis dan panitia
LKTM UNHAS
Karena terlalu
optimis bahkan kami bertiga sempat bernazar. Kalau juara saya nazar akan mendaftar
kompetisi Papika di FT Unnes, Kemudian Wahyudi nazar kalau kita juara saya akan
bikin karya tulis lagi agar bisa jalan-jalan gratis lagi, dan terakhir budi
bernazar kalau kita juara saya akan seminggu berjualan dan keuntungannya akan
diberikan kepada yang membutuhkan.
Malam itu kami pun berhasil terlelap dengan ribuan angan
terbayang…
Jum’at, 20 Juni 2014
Pagi ini
presentasi hari kedua dan siangnya adalah pengumuman… saatnya pengumuman tiba ternyata kami tak
masuk dalam daftar juara. Kecewa memang, sedih, apa yang diharapkan tidak
menjadi kenyataan. Ntah panitia merasakan kekecewaan kami bertiga atau mereka
kagum terhadap presentasi kita banyak yang datang dan menyalami kami bertiga
dan mengatakan “Saya kira kalian yang jadi juaranya”. Ah sudahlah, tidak ada
yang bisa dirubah. Terhitung sudah 4 orang yang mengatakan hal itu. Saya
pribadi sih sedih bukan karena apa-apa, jujur saya sedih karena kami kalah
sehingga tidak mendapat uang juara dan kami harus ‘nombok’ 400 ribu hasi denda
salah pemesanan tiket yang sebelumnya itu. Kalo dipikir-pikir 400 ribu tidak
sebanding dengan pengalaman hebat yang kami dapatkan disini. Introspeksi saja
meskipun materi yang kami presentasikan bagus namun ada beberapa kekurangan
seperti alokasi waktu presentasi kami tidak cukup dan juga karena terburu-buru
membuat karya tulis, tulisan karya tuis yang kami kirim mungkin hasilnya kurang
maksimal. Kan tulisan juga berpengaruh terhadap penilaian akhir, tak apalah
kedepannya harus lebih baik. Kata wahyudi “lupakan masalah kompetisi,
pengalaman lebih penting, cari sebanyak-banyaknya link dan jaringan (teman)”
Saat maju
kedepan menerima sertifikat bapak PR3 Unhas yang kebetulan menjabat sebagai
ketua PR3 se-Indonesia menyapa saya dan meminta menyalampan kepada pabak
Masrukhi selaku PR3 Unnes. Ternyata Pak Masrukhi cukup terkenal sampai Makassar
juga haha. Kemudian saya agak terkejut karena stofmap yang saya terima
bertuliskan -Universitas Negeri Semarang (UNS)- rupanya belum banyak yang
mengenal Unnes. Tugas kita bersama untuk membuat bendera Unnes lebih berkibar
lagi khususnya di kancah nasional semacam ini.
Universitas Negeri Semarang =
UNNES
Penyerahan sertifikat
Life must go on, no problem, Losari Beach…. I’m coming!
Setelah
pengumuman, kami bersama finalis LKTM UNHAS lainnya pun dijanjikan berkeliling
ke Makassar ditemani para panitia. Tujuan pertama kami adalah di Fort Rotterdam
sebuah benteng peninggalan Belanda. Sebuah suasana jaman dulu khas belanda masih
terasa sangat kental di dalam Benteng ini. Saya pribadi sih hanya
berjalan-jalan saja mengitari sudut-sudut fort roterdam ini sambil mengobrol
kepada finalis lain dan tak juga sambil berfoto-foto mengabadikan momen yang
mungkin sekali seumur hidup ini.
Salam Jempol haha
#tangan mulai lelah, kenangan masih terlalu banyak untuk diabadikan
dalam tulisan, Ah… Ayo lanjut nulis! :D
Tujuan
selanjutnya yaitu pantai losari. Bagi saya ini seperti ujung perjalanan panjang
kami. Ntah kenapa saat melihat jauh ke laut lepas saya sedikit merasa kelelahan
dan muncul pemikiran gila “huh, inikah ujung dunia, lelah sekali untuk menuju
kesini” namun melihat senyum dan semangat teman-teman membuat saya merasa
sangat beruntung berada di kumpulan orang-orang hebat ini.
Kami
sempat solat maghrib di masjid terapung, indah sekali masjid ini, kami sempat
naik ke lantai 2 dan melihat pantai losari dari sini.
Pantai Losari
Sabtu, 21 Juni 2014
Bangun
pagi, inginnya sih bermalas-malasan di kasur saja. Namun, tiba-tiba ada yang
mengetuk pintu kamar dan mengajak bermain sepak bola. Okeh ini yang paling saya
suka. Tanpa pikir panjang dengan masih mengenakan celana panjang (lupa bawa
celana pendek hehe) langsung saja menuju ke lapangan untuk bergabung dengan teman-teman
yang sudah ke lapangan terlebih dahulu. Saya sangat menikmati pertandingan ini
dan kalo tidak salah berhasil membuat 2 gol kali ini.
Timnas LKTM UNHAS
Seanjutnya
para teman-teman finalis terpecah menjadi 3 kubu. Kubu pertama memilih tetap
tinggal di rusunawa ntah untuk sekedar tiduran saja dikamar atau untuk
persiapan pulang karena memang sudah terlanjur pesan tiket pesawat hari ini.
Kubu kedua adalah kubu yang juara atau mereka yang memang berduit haha karena
mereka memilih pergi ke trans studio Makassar. Dan selanjutnya kubu terakhir
yaitu kubu yang saya ikuti yaitu memilih berjalan-jalan ke Universitas lain di
Makassar dan selanjutnya kembali ke pusat oleh-oleh serta pantai losari.
Kami
berangkat naik pete-pete, sebutan angkot di daerah Makassar. Pete-pete disini
full music, keren lah haha. Tujuan pertama yaitu ke Universitas Negeri Makassar
(UNM). Disana kami disambut oleh sebuah gedung bertingkat yang menyerupai
sebuah layar pada kapal pinisi, mereka menyebutnya gedung pinisi, salah satu
karya anak bangsa yang luar biasa.
Kemegahan Gedung Pinisi
Tujuan
selanjutnya yaitu Universitas Muhammaddiyah Makassar (UNISMUH). Sekedar cerita,
tahun kemarin mas Fendi, mas Saian dan mas Zaeni juga pernah ke Makassar untuk
mengikuti lomba karya tulis disini dan berhasil menjadi juara 2 disini. Hebat,
prestasi yang belum bisa kami tiru disini. Slogan mreka masih teringat jelas
waktu itu “Nggak juara nggak pulang” haha. Beginilah nasib mengikuti kompetisi
diluar jawa, kadang hadiah kejuaraan bisa lebih sedikit dari biaya
keberangkatannya haha. Okeh lanjut ceritanya, di Unismuh ini kami disambut
hangat oleh temen-temen dari LKIM-PENA. Sempet mampir ke kesekreariatannya,
tempatnya cukup luas, beberapa rak buku karya anak-anak LKIM-PENA dan ada
tivinya juga wow hahaha sangat berbeda dengan basecamp kami yang cukup sempit,
tak apalah yang penting full wifi hehe.
Moment kebersamaan
di Unismuh Makassar
Perjalanan
dilanjutkan, sebelum kembali merasakan coto Makassar lagi yang kali ini sebagai
menu makan siang, kami sempat mampir sebentar ke museum Balla Lompoa dan
sedikit mengabadikan momen dengan foto bersama disana.
Museum Balla Lompoa
Setelah itu kami
pun kemudian kembali menuju ke pusat oleh-oleh yang letaknya berdekatan dengan
Pantai Losari. Sore nya kami kembali ke rusunawa dan bersiap mengemas semua
barang-barang kami. Meskipun sudah hampir perjalan pulang, namun perjalanan
kita masih sangat panjang. Kami bertiga ditambah 4 orang dari Universitas
Jember (Sahlul, Ridlo, Bahari, Findi) dan 5 orang lagi dari Universitas
Airangga (Daniel, danu, kholiq, Febri, Tomi) masih bersemangat pulang dengan
berpetualang mencoba mengarungi laut jawa kurang lebih seama 25 jam menggunakan
kapal laut. Entahlah, saya hanya ingin pulang. .
Detik-detik terakhir di kota Makassar :'(
Kami
diantar menggunakan mobil ke pelabuhan ujung pandang. Untuk persiapan saja kami
membeli pop mie terlebih dahulu untuk persiapan apabila kesulitan mendapat
makanan di kapal.
Minggu, 22 Juni 2014
Tepat
tengah malam kami sudah berada di kapal menunggu jadwal keberangkatan jam 02.00
Wita. Setelah sebelumnya saling berdesakan dan saling dorong untuk bisa masuk
ke kapal Alhamdulillah kami berduabelas mendapat tempat yang cukup nyaman di
salah satu sudut luar kapal. Meskipun hanya beralaskan tikar namun momen
kebersamaan ini jauh lebih penting untuk disyukuri lebih dari apapun. Menyadari
24 jam dilaut tak akan ada sinyal maka saya mengambil handphone saya dan
mengirim sms kepada ibu sekadar mengabari sudah ada dikapal, mengsms salah seorang
teman yang sudah lebih dahulu terlelap dan juga memberikan ucapan selamat ulang
tahun kepada salah seorang teman SMA yang kebetulan masih teringat hari ini
hari kelahirannya, saya hanya sanggup mengucapkannya melalui pesan singkat
saja. Kemudian saya pun mulai memejamkan mata.
Di
kapal ‘sinabung’ ini ternyata tak seburuk yang saya pikirkan sebelumnya,
kapalnya terasa nyaman saja untuk dinaiki, bahkan saya sangat menikmati
perjalanan ini. Saya sempat menelusuri sudut-sudut ruangan kapal ini. Ada 7 lantai
kalo tidak salah, namun lantai 1 tertutup khusus untuk pekerja saja. Disini ada
ruang bermain game, mini bioskop, kamar VIP, kamar mandi yang cukup bersih
seukuran kapal, beberapa kasur dan bantal untuk penumpang yang beruntung lebih
cepat mendapatkan tempat, mushalla yang sangat nyaman dan bersih. Sempat
berdiam diri menikmati kapal seorang diri membayangkan seperti berada di kapal
Titanic hehe. Dikapal saya juga sempat melihat ikan terbang saling berloncatan,
keren lah haha. Karena memakai jaket EneRC yang dipunggungnya bertuliskan
Semarang State University, saya pun sempat diajak ngobrol oleh salah seorang
bapak-bapak lulusan geografi Unnes. Kami sempat mengobrol banyak, salah satunya
beliau sekarang sudah menjadi dosen di salah satu universitas swasta di
Sulawesi. Sempat mengobrol dengan mahasiswa Unsoed juga yang pulang dari
Sulawesi setelah mengikuti konferensi mahasiswa kelautan di bunaken kalau tidak
salah.
Dikapal
sebenarnya kami mendapat jatah makan 3 kali, namun kami melewatkan jatah makan
kedua kami karena terlanjur sudah habis dahulu. Untung masih ada Pop mie
sebegai penyelamat kita hehe.
Kita dan Pop mie
Senin, 23 Juni 2014
Hari yang
ditunggu telah tiba, dari kejauhan sederet cahaya mulai muncul, daratan telah
terlihat!. Kami pun berjejer di kapal menantikan daratan yang semakin mendekat
diiringi hembusan angin yang begitu dingin menusuk tubuh.
Akhirnya
kita semua bisa kembali menginjak tanah jawa juga. 4 teman mahasiswa dari UNEJ
berpamitan berpisah menggunakan travel sedangkan kami bertiga berniat menumpang
ke teman UNAIR kami yang masih tersisa. Disana kami langsung bersih-bersih diri
dan kembali tidur. Saya memilih untuk bermalas-malasan saja sedangkan budi
sudah terlebih dahulu pergi ke Unair untuk bertemu dengan salah seorang temannya.
Kemudian Wahyudi kembali menyusul keluar untuk membeli makanan.
Sore
kami bersiap pulang, kembali diantar oleh arek-arek Unair menggunakan motor ke
terminal. Terima kasih bro!. Selanjutnya
pulang menggunakan bus. Sampai di Semarang jam 2 dini hari. Karena tak enak
pulang dini hari maka saya memutuskan untuk tidur di basecamp EneRC dan paginya
baru kembali pulang ke kos.
Ternyata 1 minggu kami telah berpetualang dengan sempurna. Perjalanan darat, laut, udara telah dilalui dengan menggunakan kereta, pesawat, kapal laut dan bus. Sungguh perjalanan yang luar biasa dan takkan terlupakan :D




















0 komentar:
Posting Komentar