Baru-baru ini kita dikejutkan oleh keputusan 2 artis ternama Indonesia untuk mengakhiri bahtera rumah tangga yang telah dijalin selama lebih dari 5 tahun lamanya.
Ya, mereka adalah Gading dan Gisel. Banyak spekulasi yang beredar mengenai penyebab perceraian tersebut namun saya pribadi lebih suka menyoroti tagar yang cukup viral yaitu #savegempi.
Gempi sendiri adalah anak perempuan satu-satunya hasil dari buah cinta pernikahan Gading dan Gisel. Tentu banyak orang yang merasa kasian terhadap Gempi karena khawatir terhadap psikologisnya disebabkan terkena dampak dari perceraian ini.
Beberapa hal yang perlu diapresiasi adalah Gading dan Gisel sepakat tidak memberitahukan penyebab perceraian dan memutuskan untuk tetap baik setidaknya mungkin di depan kamera.
Hal ini dilakukan tentu saja untuk Gempi. Karena apapun yang ada di Internet selamanya tidak akan pernah bisa dihapus. Maka mereka khawatir apabila mereka mengatakan hal buruk dan suatu saat Gempi bisa mengakses akan berpengaruh ke psikologis Gempi.
Lalu apa yang bisa dilakukan?
Seperti yang sering Gading dan Gisel katakan di media. Untuk menghindarkan Gempi terkena dampak dari broken home maka kedua orang tuanya harus tetap ada untuk Gempi.
Meskipun memang pada akhirnya akan tetap berbeda keadaannya. Namun usaha untuk harus selalu ada harus tetap dilakukan. Hingga Gempi dewasa dan siap survive dengan hidupnya sendiri.
Kita tunggu saja, semoga apa yang Gading dan Gisel katakan di media benar-benar dilakukan agar Gempi tetap tidak kehilangan sosok kedua orang tuanya.
Namun begitu, bagaimana dengan kasus lain yang ketika mungkin kebanyakan di luar sana banyak orang yang bercerai namun memilih untuk tidak peduli terhadap anak yang ditinggalkan?
Boy William, salah satu sahabat Gisel memberikan jawabannya. Sebagai korban broken home dia menuturkan kala orang tuanya berpisah dia tetap bisa bahagia hingga saat ini karena dukungan keluarga dan orang disekitarnya yang selalu ada untuknya. Hingga dia bisa bahagia dan mandiri sampai saat ini.
Untuk itulah, saya sangat sepakat support terhadap orang yang terkena dampak broken home sangat perlu untuk dilakukan.
Namun dengan catatan kita harus bisa menyelamatkan diri kita sendiri dulu sebelum menyelamatkan orang lain. Jangan karena kita mau menyelamatkan orang lain namun justru kita sendiri yang dirugikan karena menuruti kemauan yang tidak-tidak dari si korban broken home.
Simpati boleh, namun harus tau batasan kapan harus menolong kapan harus berhenti untuk membiarkan si korban broken home itu lebih mandiri dengan hidupnya.
Kembali ke diri sendiri
Pernah mendengar kata ini tidak? "Siapapun Presidennya, nasibmu akan tetap gitu-gitu aja kalau kamu tak mau berusaha".
Sangat jauh untuk dijadikan perumpamaan memang. Namun saya sangat setuju dengan pernyataan tersebut dan cukup masuk akal untuk dikaitkan dengan hal ini.
Satu hal yang ingin saya sampaikan. Apapun masalahmu. Tetap dirimu sendirilah yang menentukan untuk menyelesaikan masalah itu atau tidak.
Bagi yang kuat tentu akan lebih fokus untuk survive apapun keadaan hidupnya. Bagi yang lemah akan pasrah, atau bahkan ada yang mencari pelampiasan untuk merusak hidupnya sendiri.
Jadi kamu termasuk orang yang kuat atau lemah?
Apapun masalahmu, ku harap kita selalu diberi kekuatan untuk menjadi orang yang lebih kuat dari masalah-masalah yang kita terima.
Ya, mereka adalah Gading dan Gisel. Banyak spekulasi yang beredar mengenai penyebab perceraian tersebut namun saya pribadi lebih suka menyoroti tagar yang cukup viral yaitu #savegempi.
Gempi sendiri adalah anak perempuan satu-satunya hasil dari buah cinta pernikahan Gading dan Gisel. Tentu banyak orang yang merasa kasian terhadap Gempi karena khawatir terhadap psikologisnya disebabkan terkena dampak dari perceraian ini.
Beberapa hal yang perlu diapresiasi adalah Gading dan Gisel sepakat tidak memberitahukan penyebab perceraian dan memutuskan untuk tetap baik setidaknya mungkin di depan kamera.
Hal ini dilakukan tentu saja untuk Gempi. Karena apapun yang ada di Internet selamanya tidak akan pernah bisa dihapus. Maka mereka khawatir apabila mereka mengatakan hal buruk dan suatu saat Gempi bisa mengakses akan berpengaruh ke psikologis Gempi.
Lalu apa yang bisa dilakukan?
Seperti yang sering Gading dan Gisel katakan di media. Untuk menghindarkan Gempi terkena dampak dari broken home maka kedua orang tuanya harus tetap ada untuk Gempi.
Meskipun memang pada akhirnya akan tetap berbeda keadaannya. Namun usaha untuk harus selalu ada harus tetap dilakukan. Hingga Gempi dewasa dan siap survive dengan hidupnya sendiri.
Kita tunggu saja, semoga apa yang Gading dan Gisel katakan di media benar-benar dilakukan agar Gempi tetap tidak kehilangan sosok kedua orang tuanya.
Namun begitu, bagaimana dengan kasus lain yang ketika mungkin kebanyakan di luar sana banyak orang yang bercerai namun memilih untuk tidak peduli terhadap anak yang ditinggalkan?
Boy William, salah satu sahabat Gisel memberikan jawabannya. Sebagai korban broken home dia menuturkan kala orang tuanya berpisah dia tetap bisa bahagia hingga saat ini karena dukungan keluarga dan orang disekitarnya yang selalu ada untuknya. Hingga dia bisa bahagia dan mandiri sampai saat ini.
Untuk itulah, saya sangat sepakat support terhadap orang yang terkena dampak broken home sangat perlu untuk dilakukan.
Namun dengan catatan kita harus bisa menyelamatkan diri kita sendiri dulu sebelum menyelamatkan orang lain. Jangan karena kita mau menyelamatkan orang lain namun justru kita sendiri yang dirugikan karena menuruti kemauan yang tidak-tidak dari si korban broken home.
Simpati boleh, namun harus tau batasan kapan harus menolong kapan harus berhenti untuk membiarkan si korban broken home itu lebih mandiri dengan hidupnya.
Kembali ke diri sendiri
Pernah mendengar kata ini tidak? "Siapapun Presidennya, nasibmu akan tetap gitu-gitu aja kalau kamu tak mau berusaha".
Sangat jauh untuk dijadikan perumpamaan memang. Namun saya sangat setuju dengan pernyataan tersebut dan cukup masuk akal untuk dikaitkan dengan hal ini.
Satu hal yang ingin saya sampaikan. Apapun masalahmu. Tetap dirimu sendirilah yang menentukan untuk menyelesaikan masalah itu atau tidak.
Bagi yang kuat tentu akan lebih fokus untuk survive apapun keadaan hidupnya. Bagi yang lemah akan pasrah, atau bahkan ada yang mencari pelampiasan untuk merusak hidupnya sendiri.
Jadi kamu termasuk orang yang kuat atau lemah?
Apapun masalahmu, ku harap kita selalu diberi kekuatan untuk menjadi orang yang lebih kuat dari masalah-masalah yang kita terima.




0 komentar:
Posting Komentar