RSS
Facebook
Twitter

Jumat, 02 Oktober 2020

The Power of DOA

 


02/10/2020


Malam itu, aku menjadi saksi atas kebaikan Allah yang mengabulkan sebuah doa sepele yaitu Milan menang lawan Rio Ave di pertandingan kualifikasi terakhir sebelum masuk ke fase grup. Bukan pertandingan besar memang, namun bagi sebuah klub yang dalam 8 tahun terakhir terpuruk karena tak mampu menembus 4 besar, lagi ini tentu sangat penting bagi AC Milan dan seluruh tifosinya.


Jika saja di laga ini kalah, mungkin kita (AC Milan dan seluruh tifosinya) akan kena bully habis-habisan selama 1 musim  (12 bulan) kedepan. Ketika orang lain berterima kasih kepada Donnaruma yang melakukan penyelamatan penting di akhir laga, aku memaknai lagi ini sebagai kebaikan yang Allah berikan atas secuil doa yang kuucap pada dini hari itu.


Jadi, begini cerita dibalik jalannya laga semalam..


Pertandingan yang digelar di Estadio Dos Arcos, Portugal ini Milan bertandang ke markas Rio Ave untuk melakoni laga hidup mati sebelum masuk ke babak grup Liga Eropa. Bagi kedua tim, laga ini tentu sangat penting, terlebih karena pemenang sudah dijanjikan mendapat kucuran dana sebesar 15 juta euro dari panitia.


Bagi Milan sendiri nominal itu sangat berarti untuk mencari tambahan amunisi baru jika harus bermain di 3 kompetisi, nama terpanas yang belakangan dikaitkan dengan Milan adalah Bakayoko, Chiesa, Tomiyasu dan Luca Jovic. Nama-nama tersebut sudah dipastikan tidak akan bergabung apabila Milan kalah di laga ini. Bukan hanya dananya yang penting, tapi meskipun dihantam badai cedera dan beberapa pemain terinfeksi corona, namun squad saat ini dirasa sudah cukup untuk sekedar bermain di 2 kompetisi setelah masuknya Brahim Diaz, Kalulu, Tonali dan Tatarusanu.


Jalannya laga, di babak pertama Rio Ave memang bermain lebih bagus karena menguasai penguasaan bola sebesar 59% dibanding Milan yang hanya 41%. Namun justru di awal babak kedua Milan berhasil memecah kebuntuan di menit 51 melalui sepakan Alexis Saelemakers.


Sempat merasa diatas angin, namun semua berubah semenjak tendangan Geraldes menembus jala gawang Donnaruma pada menit ke 72. Play on! Kedua tim kembali sama kuat dan jual beli serangan sudah berjalan lebih berimbang pada babak kedua.


Karena skor imbang dan harus ada salah satu tim yang gugur, maka dilanjutkanlah dengan 2x15 menit babak perpanjangan waktu. Baru 1 menit wasit meniup peluit kick off, Milan kembali kecolongan lewat sepakan kaki kiri Gelson Dala yang membuan Donnaruma tak bisa berkutik. Skor 2-1 untuk Rio Ave dan semua pemain Milan pun mulai panik dengan menggempur habis-habisan pertahanan Rio Ave.


Aku sendiripun sudah pasrah atas kekalahan ini, 4 menit jelang laga berakhir aku putuskan untuk solat subuh dan segera tidur dan menyiapkan hati dari segala rasa kecewa apabila Milan memang benar-benar kalah. Waktu itu aku berpikir, Milan boleh saja kalah tapi aku tak mau kalah juga dengan menunda subuh ku. Akhirnya aku solat subuh dan selepasnya hanya mengucap sebuah doa yang kurang lebih meminta supaya Milan bisa menyamakan kedudukan dan di lanjutkan ke babak adu pinalti. Setelah adu pinalti aku serahkan kepadaMu ya Allah bagaimana kelanjutannya nanti.


Dan BOOM, setelah sarung dan sajadah kulipat dan kuarahkan pandangan ke layar HP yang sudah masuk menit ke 120 (kurang 1 menit dari peluit akhir dibunyikan), tampilan layar menunjukkan wasit mengeluarkan kartu merah untuk lawan dengan latar area pertahanan lawan. Akupun bertanya-tanya, apakah kita dapat pinalty? Dan YA! Calhanoglu sudah memegang bola tepat di titik 12 pas. WHAT A MIRACLE! Doaku langsung diijabah saat itu juga! Allahu Akbar.


Hasilnya tentu kita tau, pinalty berhasil masuk dan wasit langsung meniup peluit akhir pertanda kedua tim harus melanjutkan ke babak adu pinalty. Setelah masuk ke penendang kedua, sepertinya saya harus berdoa lagi untuk kemenangan Milan.


Tibalah ke penendang ke 8, Lorenzo Colombo seorang bocah 18 tahun mengambil eksekusi pinalti. Boom, bola gagal masuk dan melambung tinggi di atas mistar gawang. Ah, mungkin inilah saatnya Milan kalah. Di penendang penentuan dari Rio Ave ternyata penendang mereka juga gagal dengan hanya membentur tiang kanan gawang lalu lari ke tiang kiri tanpa melewati garis gawang, Alhamdulillah kita masih bisa bernafas.


Lanjut ke penendang ke 10, kali ini Donnaruma yang menjadi eksekutor, bisakah seorang kiper mencetak gol pinalti? Dan Boom, lagi-lagi pemain Milan gagal, tendangan Donnaruma kembali melambung ke atas mistar gawang. Selanjutnya apabila tendangan pemain Rio Ave masuk maka pudarlah mimpi Milan bermain di Europa League. Lalu, penendang  sisi lawan juga merupakan seorang kiper dan juga sama melambung ke atas mistar gawang, padahal Donnaruma sudah bergerak ke arah yang salah. Keberuntungan macam apa lagi ini haha.


Penendang ke 11 kali ini Bennacer, yang di kesempatan pertama berhasil menjebol gawang kiper lawan di arah kiri gawang, namun di tendangan kedua tendangannya yang mengarah ke sisi yang sama sudah berhasil ditepis kiper, Lagi-lagi beruntung bagi Milan karena penendang Rio Ave kembali gagal karena tendangannya menghantam tiang kiri gawang.


Terhitung sudah 4 kali Milan diselamatkan oleh Dewi Fortuna dari kekalahan. Sebuah laga yang akan menjadi senam jantung bagi siapapun yang menontonnya.


Last kick, kali ini penendan ke 12 adalah Simon Kjaer yang berhasil mengeksekusi tendangan dengan baik. Lalu disinilah moment senam jantung berhenti dan berganti dengan euforia seluruh pemain, staff dan para tifosi Milan ditandai dengan berhasilnya Donnaruma menepis tendangan terakhir pemain Rio Ave pada malam ini.


Milan kali ini memang beda, dengan squad seadanya, kita bahkan sudah melalui 17 match di semua kompetisi tanpa melalui sebuah kekalahan sekalipun, sebuah rekor yang terkhir terjadi pada squad bintang Milan di tahun 2002 di bawah pelatih Carlo Anchelotti.


Liga Europa kami datang!


Terima Kasih YA ALLAH sudah menjawab doa-doa ku. Hari ini aku benar-benar bersyukur bisa merasakan sedekat ini denganNya.

 

0 komentar:

Posting Komentar