RSS
Facebook
Twitter

Senin, 24 Juli 2017

SYNDROM PRA-SIDANG SKRIPSI




Sidang Skripsi merupakan salah satu momen paling mendebarkan bagi seluruh mahasiswa S1. Untuk menemui ini bisa dibilang aku sudah terlambat 1 tahun. Tak usah diuraikan mengapa, dibalik itu semua aku percaya setiap orang punya masa dan rejekinya masing-masing.

Banyak dari mahasiswa teknik yang mundur begitu banyak ketika mengerjakan skripsi, salah satu penyebabnya adalah tidak ada perencanaan jauh-jauh hari mengenai skripsi yang akan dikerjakan, ini merupakan kesalahan terbesar yang paling umum dilakukan oleh mahasiswa teknik yang skripsinya mundur begitu lama disamping banyak faktor-faktor lain tentunya.

Skripsiku sendiri contohnya, untuk menemukan uji coba desain alat yang pas butuh waktu setidaknya 1 bulan, kemudian pembuatan alat dengan segala trouble shouting nya butuh waktu kurang lebih 2 bulan dan untuk penelitian memakan waktu 1 bulan. Waktu yang relative standart untuk mahasiswa teknik yang jarang berkutat dengan dunia robotik. Waktu itu belum termasuk riset awal, pengurusan berkas, perizinan dan tentu saja penulisan skripsi itu sendiri.

Maka dari itu, buat kalian yang belum mulai mengerjakan skripsi alangkah baiknya skripsi memang sudah harus dicicil semenjak semester-semester awal agar tidak terlalu jauh terlambatnya.

Kembali ke momen sidang skripsi, dalam momen sekali seumur hidup ini tersimpan cerita yang mungkin cukup unik untuk diabadikan melalui tulisan, dengan harapan bisa menjadi pelajaran dimasa depan.

Meskipun dalam pembawaan di depan umum diriku sebisa mungkin harus terlihat untuk tetap tenang. Namun 1 minggu sebelum sidang aku sempat mengalami syndrome pra-sidang skripsi yang gejalanya adalah sebagai berikut:

Kehilangan Fokus
Sempat suatu sore saya solat berjamaah di Masjid Salman AlFarisi FT untuk melakukan solat asar berjamaan. Waktu itu kepala benar-benar penuh dan aku tak sadar bahwa aku tertinggal 1 rokaat, namun ketika imam melakukan salam aku justru ikut mengakhiri solatku. Glek.. aku baru tersadar ketika orang disampingku memandangku dengan tatapan aneh.. karena malu dan ntah apalah kemudian aku langsung kabur dan mengulangi solar asar ku di tempat yang lain. Sungguh momen yang memalukan, untuk tak ada yang kukenal waktu itu. Untuk mengatasi ini, ada baiknya kita lebih banyak minum Aqua :D

Mulai Sangat Sering Begadang
Merasa persiapan yang kulakukan begitu kurang banyak, maka dalam 3 hari terakhir sebelum hari H aku benar-banar memaksakan tubuhku lebih keras dari biasanya. Waktu itu, rata-rata tidur sekitar jam 12 malam kemudian bangun lagi jam 2 pagi lanjut beraktifitas hingga setelah subuh sekitar jam 5 baru tidur dan terbangun pukul 7 pagi. Tidur hanya 4 jam sehari rasanya benar-benar melelahkan.

Persiapan yang ku lakukan waktu itu diantaranya menyempurnakan PPT, membuat kemungkinan-kemungkinan pertanyaan, mengelompokkan dan menamai jurnal agar mudah dicari saat dibutuhkan (sebenernya lebih mudah lagi kalau mau mengumpulkan di aplikasi mendeley), dan memperbaiki kembali alat yang lama tak digunakan. Ada baiknya hal-hal semacam ini dilakukan pada jauh-jauh hari.

Mulai Stress
Kurang tidur, cemas dan dalam tekanan tentu menyebabkan stress. Pelampiasannya? Memilih makanan yang enak-enak cukup meredam tekanan ini. Apalagi kondisi tubuh yang kurang istirahat juga harus diimbangi dengan pola makan yang tepat agar tidak jatuh sakit dan menjadi repot ketika tiba sidang skripsi dilaksanakan.

Mulai mendengarkan lagu-lagu Islami
Beberapa waktu ini aku begitu menyukai lagu-lagu twenty one pilots karena selain lagunya yang begitu ‘kaya’, beberapa lagunya benar-benar mewakili perasaan para pemuda yang cemas akan masa depannya. Namun, menjelang hari-hari ini lagu islami dan lantunan solawat lebih perlu untuk didengarkan untuk menjaga fokus dan ketenangan batin agar bisa lebih siap menghadapi sidang skripsi.

Diskusi dan Minta Doa ke Teman-teman
Selain fokus, kita juga harus mendengar pengalaman kawan-kawan yang sudah terlebih dulu merasakan. Bisa Tanya mengenai karakteristik dosen, pertanyaan-pertanyaan yang mungkin muncul atau sekedar minta doa agar sidang dilancarkan. Dengan berbicara ke orang lain merupakan salah satu yang cukup efektif untuk mengungai kecemasaan saat mengalami Syndrom Pra-Sidang

Merayu Allah
Manusia boleh berkehendak namun tatap Allah yang menentukan. Berdoa juga cukup efektif untuk memberi keyakinan bahwa semua akan baik-baik saja.

Alhamdulillah perjuangan-perjuangan ini akhirnya berbuah manis, selama sidang meski ada beberapa pertanyaan yang sulit untuk dijawab namun secara keseluruhan semua berjalan baik dan tak begitu banyak revisi yang diberikan, dan salah satu ketakutanku “yang penting tidak revisi alat” tidak terjadi.

Dari semua itu, satu hal terpenting yang bisa disimpulkan sebelum melakoni sidang skripsi adalah yang penting KITA SIAP. Silakan definisikan sendiri siap menurut kita itu seperti apa.

Good Luck untuk kalian para pejuang skripsi :D

1 komentar:

  1. Badai banget yak han... tapi lulus kan.. hehehe... yeeeyy...semangat!!!

    BalasHapus