Sidang Skripsi
merupakan salah satu momen paling mendebarkan bagi seluruh mahasiswa S1. Untuk
menemui ini bisa dibilang aku sudah terlambat 1 tahun. Tak usah diuraikan
mengapa, dibalik itu semua aku percaya setiap orang punya masa dan rejekinya
masing-masing.
Banyak dari
mahasiswa teknik yang mundur begitu banyak ketika mengerjakan skripsi, salah
satu penyebabnya adalah tidak ada perencanaan jauh-jauh hari mengenai skripsi
yang akan dikerjakan, ini merupakan kesalahan terbesar yang paling umum
dilakukan oleh mahasiswa teknik yang skripsinya mundur begitu lama disamping
banyak faktor-faktor lain tentunya.
Skripsiku
sendiri contohnya, untuk menemukan uji coba desain alat yang pas butuh waktu
setidaknya 1 bulan, kemudian pembuatan alat dengan segala trouble shouting nya
butuh waktu kurang lebih 2 bulan dan untuk penelitian memakan waktu 1 bulan.
Waktu yang relative standart untuk mahasiswa teknik yang jarang berkutat dengan
dunia robotik. Waktu itu belum termasuk riset awal, pengurusan berkas,
perizinan dan tentu saja penulisan skripsi itu sendiri.
Maka dari itu,
buat kalian yang belum mulai mengerjakan skripsi alangkah baiknya skripsi
memang sudah harus dicicil semenjak semester-semester awal agar tidak terlalu
jauh terlambatnya.
Kembali ke
momen sidang skripsi, dalam momen sekali seumur hidup ini tersimpan cerita yang
mungkin cukup unik untuk diabadikan melalui tulisan, dengan harapan bisa
menjadi pelajaran dimasa depan.
Meskipun dalam
pembawaan di depan umum diriku sebisa mungkin harus terlihat untuk tetap
tenang. Namun 1 minggu sebelum sidang aku sempat mengalami syndrome pra-sidang
skripsi yang gejalanya adalah sebagai berikut:
Kehilangan Fokus
Sempat suatu
sore saya solat berjamaah di Masjid Salman AlFarisi FT untuk melakukan solat
asar berjamaan. Waktu itu kepala benar-benar penuh dan aku tak sadar bahwa aku
tertinggal 1 rokaat, namun ketika imam melakukan salam aku justru ikut
mengakhiri solatku. Glek.. aku baru tersadar ketika orang disampingku
memandangku dengan tatapan aneh.. karena malu dan ntah apalah kemudian aku
langsung kabur dan mengulangi solar asar ku di tempat yang lain. Sungguh momen
yang memalukan, untuk tak ada yang kukenal waktu itu. Untuk mengatasi ini, ada
baiknya kita lebih banyak minum Aqua :D
Mulai Sangat Sering Begadang
Merasa
persiapan yang kulakukan begitu kurang banyak, maka dalam 3 hari terakhir
sebelum hari H aku benar-banar memaksakan tubuhku lebih keras dari biasanya.
Waktu itu, rata-rata tidur sekitar jam 12 malam kemudian bangun lagi jam 2 pagi
lanjut beraktifitas hingga setelah subuh sekitar jam 5 baru tidur dan terbangun
pukul 7 pagi. Tidur hanya 4 jam sehari rasanya benar-benar melelahkan.
Persiapan yang
ku lakukan waktu itu diantaranya menyempurnakan PPT, membuat
kemungkinan-kemungkinan pertanyaan, mengelompokkan dan menamai jurnal agar
mudah dicari saat dibutuhkan (sebenernya lebih mudah lagi kalau mau
mengumpulkan di aplikasi mendeley), dan memperbaiki kembali alat yang lama tak
digunakan. Ada baiknya hal-hal semacam ini dilakukan pada jauh-jauh hari.
Mulai Stress
Kurang tidur,
cemas dan dalam tekanan tentu menyebabkan stress. Pelampiasannya? Memilih
makanan yang enak-enak cukup meredam tekanan ini. Apalagi kondisi tubuh yang
kurang istirahat juga harus diimbangi dengan pola makan yang tepat agar tidak
jatuh sakit dan menjadi repot ketika tiba sidang skripsi dilaksanakan.
Mulai mendengarkan lagu-lagu Islami
Beberapa waktu
ini aku begitu menyukai lagu-lagu twenty one pilots karena selain lagunya yang
begitu ‘kaya’, beberapa lagunya benar-benar mewakili perasaan para pemuda yang
cemas akan masa depannya. Namun, menjelang hari-hari ini lagu islami dan
lantunan solawat lebih perlu untuk didengarkan untuk menjaga fokus dan
ketenangan batin agar bisa lebih siap menghadapi sidang skripsi.
Diskusi dan Minta Doa ke Teman-teman
Selain fokus,
kita juga harus mendengar pengalaman kawan-kawan yang sudah terlebih dulu
merasakan. Bisa Tanya mengenai karakteristik dosen, pertanyaan-pertanyaan yang
mungkin muncul atau sekedar minta doa agar sidang dilancarkan. Dengan berbicara
ke orang lain merupakan salah satu yang cukup efektif untuk mengungai
kecemasaan saat mengalami Syndrom Pra-Sidang
Merayu Allah
Manusia boleh
berkehendak namun tatap Allah yang menentukan. Berdoa juga cukup efektif untuk
memberi keyakinan bahwa semua akan baik-baik saja.
Alhamdulillah
perjuangan-perjuangan ini akhirnya berbuah manis, selama sidang meski ada
beberapa pertanyaan yang sulit untuk dijawab namun secara keseluruhan semua
berjalan baik dan tak begitu banyak revisi yang diberikan, dan salah satu
ketakutanku “yang penting tidak revisi alat” tidak terjadi.
Dari semua itu,
satu hal terpenting yang bisa disimpulkan sebelum melakoni sidang skripsi
adalah yang penting KITA SIAP.
Silakan definisikan sendiri siap menurut kita itu seperti apa.




Badai banget yak han... tapi lulus kan.. hehehe... yeeeyy...semangat!!!
BalasHapus