Di usia 26, mungkin merupakan
usia yang cukup matang untuk menikah dan aku sangat berharap untuk bisa menikah
di usia maksimal 27.
Sebagai orang dengan gaji
pas-pasan, banyak hal yang mau tidak mau harus ditahan untuk tidak dilakukan
demi tujuan menabung untuk pernikahan. Mulai dari tidak sering main dan
nongkrong, mengurangi anggaran makan harian hingga yang lebih parah mengurangi
jatah bulanan ke orang tua.
Semoga aku tak menjadi anak
durhaka karena ini.
Apakah semua pengorbanan itu sebanding
demi sebuah pernikahan? Demi hidup dengan orang baru yang belum tentu kadar
cintanya setidaknya mendekati 50% dari cinta orang tua kepada kita.
Beberapa teman kantor yang
usianya diatasku juga bahkan belum terlihat memiliki calon. Apakah usia segini
memang belum terlalu matang untuk menikah ya?
Aku sendiri terkadang merasa
masih kekanak-kanakan dan emosional dalam menanggapi permasalahan. Apakah aku
pantas menikah dalam kondisi yang setengah dewasa seperti ini?
Kata orang, bisa learning by doing kok. Ah, klise.
Namun, jika berandai-andai pernikahan
bukan menjadi tujuan terpenting dalam hidupku, mau diapakan semua tabungan yang
dikumpulkan bertahun-tahun ini?
1. Untuk
Orang Tua
Hidup matiku tak
lebih berharga dibanding kebahagiaan mereka. Aku mungkin tak pandai
mengungkapkan dan mengekspresikan betapa aku mencintai kedua orang tuaku.
Namun, bila menikah bukan menjadi tujuanku selanjutnya, aku siap memberikan
semua uang ini untuk orang tua dengan hanya menyisakan uang untuk bertahan
hidup selama sebulan saja.
2. Membuka
Usaha
Sebagai anak
dari seorang pedagang mie ayam, jiwa dagang sudah mengalir didarahku. Namun,
karena resikonya masih 50:50 aku harus rela untuk saat ini tidak mengambil
resiko itu hanya demi mempertahankan tabungan ini.
3. Men-DP
Rumah
Sepertinya
membeli rumah dengan sistem KPR yang katanya haram ini merupakan satu-satunya
alasan paling masuk akal buat karyawan bergaji pas-pasan dan tak punya harta
warisan ini. Kalau sudah punya rumah sendiri rasanya sudah sangat aman
mengingat rumah pun bisa dijadikan investasi karena harganya bisa dipastikan
selalu naik dari tahun ke tahun.
4. Memulai
Hidup lagi di tempat baru
Beberapa rekan dan
kenalan sudah membuka pintu untuk mengajak saya bergabung ditempatnya. Beberapa
lowongan yang lebih menggiurkan juga berseliweran di media sosial. Namun saya
putuskan saat ini masih bertahan di kota ini sampai saat ini.
Keempat opsi tersebut merupakan
opsi yang juga memiliki resiko yang besar yaitu apabila mengalami kegagalan
atau kendala bisa berakibat terhadap tertundanya pernikahan sampai batas waktu
yang tidak ditentukan. Makanya hal tersebut belum dilakukan secara maksimal
saat ini, semoga suatu saat bisa terealisasi sebelum atau sesudah menikah,
Aamiin.




0 komentar:
Posting Komentar