RSS
Facebook
Twitter

Sabtu, 19 September 2020

Berandai-Andai

 


Di usia 26, mungkin merupakan usia yang cukup matang untuk menikah dan aku sangat berharap untuk bisa menikah di usia maksimal 27.

 

Sebagai orang dengan gaji pas-pasan, banyak hal yang mau tidak mau harus ditahan untuk tidak dilakukan demi tujuan menabung untuk pernikahan. Mulai dari tidak sering main dan nongkrong, mengurangi anggaran makan harian hingga yang lebih parah mengurangi jatah bulanan ke orang tua.

 

Semoga aku tak menjadi anak durhaka karena ini.

 

Apakah semua pengorbanan itu sebanding demi sebuah pernikahan? Demi hidup dengan orang baru yang belum tentu kadar cintanya setidaknya mendekati 50% dari cinta orang tua kepada kita.

 

Beberapa teman kantor yang usianya diatasku juga bahkan belum terlihat memiliki calon. Apakah usia segini memang belum terlalu matang untuk menikah ya?

 

Aku sendiri terkadang merasa masih kekanak-kanakan dan emosional dalam menanggapi permasalahan. Apakah aku pantas menikah dalam kondisi yang setengah dewasa seperti ini?

 

Kata orang, bisa learning by doing kok. Ah, klise.

 

Namun, jika berandai-andai pernikahan bukan menjadi tujuan terpenting dalam hidupku, mau diapakan semua tabungan yang dikumpulkan bertahun-tahun ini?

 

1.       Untuk Orang Tua

Hidup matiku tak lebih berharga dibanding kebahagiaan mereka. Aku mungkin tak pandai mengungkapkan dan mengekspresikan betapa aku mencintai kedua orang tuaku. Namun, bila menikah bukan menjadi tujuanku selanjutnya, aku siap memberikan semua uang ini untuk orang tua dengan hanya menyisakan uang untuk bertahan hidup selama sebulan saja.

 

2.       Membuka Usaha

Sebagai anak dari seorang pedagang mie ayam, jiwa dagang sudah mengalir didarahku. Namun, karena resikonya masih 50:50 aku harus rela untuk saat ini tidak mengambil resiko itu hanya demi mempertahankan tabungan ini.

 

3.       Men-DP Rumah

Sepertinya membeli rumah dengan sistem KPR yang katanya haram ini merupakan satu-satunya alasan paling masuk akal buat karyawan bergaji pas-pasan dan tak punya harta warisan ini. Kalau sudah punya rumah sendiri rasanya sudah sangat aman mengingat rumah pun bisa dijadikan investasi karena harganya bisa dipastikan selalu naik dari tahun ke tahun.

 

4.       Memulai Hidup lagi di tempat baru

Beberapa rekan dan kenalan sudah membuka pintu untuk mengajak saya bergabung ditempatnya. Beberapa lowongan yang lebih menggiurkan juga berseliweran di media sosial. Namun saya putuskan saat ini masih bertahan di kota ini sampai saat ini.

 

Keempat opsi tersebut merupakan opsi yang juga memiliki resiko yang besar yaitu apabila mengalami kegagalan atau kendala bisa berakibat terhadap tertundanya pernikahan sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Makanya hal tersebut belum dilakukan secara maksimal saat ini, semoga suatu saat bisa terealisasi sebelum atau sesudah menikah, Aamiin.


0 komentar:

Posting Komentar