RSS
Facebook
Twitter

Jumat, 22 Mei 2020


Ungkapan ini ternyata benar adanya karena tertawa itu ada tempatnya, tertawa itu ada waktunya, tak bisa disembarang waktu dan tempat.

Kenapa tertawa ada tempatnya? Contohnya kita tidak mungkin tertawa atau bersenda gurau di tempat pemakaman seseorang karena tidak menghargai keluaga yang sedang bersedih ditinggal orang terdekatnya.

Kenapa tertawa ada waktunya? Contohnya kita tidak mungkin tertawa atau bersenda gurau diwaktu meeting penting dengan atasan saat membahas sesuatu yang penting karena ya memang bukan waktunya saja.

Namun, kita semua tentu sepakat kalau tertawa itu baik karena tertawa itu bisa meningkatkan imunitas terutama untuk membuat diri lebih kuat ditengah kepungan pandemi Covid19 ini.

Saya pikir, tiap individu punya selera humor masing-masing yang tak bisa digeneralkan. Pasti kita pernah mengalami kejadian yang niatnya hanya bercanda untuk membuat orang lain tertawa namun yang terjadi justru orang lain jadi tersinggung.

Padahal, komedi itu sudah pasti menyinggung. Hanya saja standar keberterimaan kita sekarang yang mulai menurun menjadikan banyak orang sekarang mudah tersinggung.

Tidak apa tersinggung, tapi tentu kita punya cara yang lebih tepat untuk menunjukkan ketersinggungan kita yaitu dengan cara TABAYYUN, bukan malah memendam dalam hati atau malah marah-marah meluapkan ketersinggungan kita.

Buat saya marah adalah bentuk kelemahan karena marah berarti tak mampu menahan diri. Salah satu bentuk pertahanan diri adalah dengan bersabar.

Pilih sabar atau marah?

Jika diibaratkan dengan gambar diatas, dalam menghadapi ketersinggungan kita cuma 2 pilihan yaitu sabar yang berada di sisi kiri yang mana kita hanya perlu mengeluarkan enegi sebesar 0-50% sedangkan marah yang berada disisi kanan adalah energi yang kita keluarkan sebesar 51-100%.

Beberapa orang bilang, “sabar itu ada batasnya”. Tapi saya kurang sependapat karena sabar itu ya sabar aja. Kalau sudah melewati batas kesabaran berarti ya sedang marah. Mungkin kita pernah sabar namun saat mengatakan “Sabar ada batasnya” bisa dipastikan orang tersebut sedang marah, walau mungkin pernah bersabar namun tidak lama.

Kita hanya bisa memilih untuk sabar atau marah. Kalau dibilang sabar itu ada batasnya, berarti itu bukan sabar, berarti kalian sudah masuk ke sisi kanan yaitu marah. Ibarat kata, titik didih orang berbeda-beda, ada yang bisa menahan tetap dibawah 50% ada yang tidak bisa.

0 komentar:

Posting Komentar